Pengertian Keindahan

Kata keindahan berasal dari kata dasarnya, yaitu indah. Artinya bagus, permai, cantik, elok, molek, dan sebagainya.  keindahan juga dapat diartikan sebagai keserasian ciptaan, harmoni dan keselarasanya. ada  juga yang  memiliki keserasian, tetapi belum bisa disebut indah. Ada pula  yang  berpendapat bahwa keindahan itu terangkum dalam beberapa hal  seperti  keceriaan, keelokan, kebagusan bentuk dan kelembutan. Keindahan juga adalah sesuatu yang mendatangkan rasa sedang bagi yang melihatnya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, pemandangan  alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah, suara, warna, dan  sebagainya. keindahan juga dapat diartikan sebagai keserasian ciptaan, harmoni dan keselarasanya. ada  juga yang  memiliki keserasian, tetapi belum bisa disebut indah. Ada pula  yang  berpendapat bahwa keindahan itu terangkum dalam beberapa hal  seperti  keceriaan, keelokan, kebagusan bentuk dan kelembutan. Keindahan juga adalah sesuatu yang mendatangkan rasa sedang bagi yang melihatnya.
filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Menurut luasnya pengertian keindahan dapat dibagi dalam beberapa arti: Keindahan dalam arti yang luas, Keindahan dalam arti estetis murni, Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihat.
Dalam buku AN Essay on Man (1954), Erns Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pernah selesai diperdebatkan. Sedangkan menurut penyair romantis John Keats (1795-1821) mengatakan  bahwa sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya, kemolekannya  bertambah, dan tidak pernah berlalu ke ketiadaan.
 
PERKEMBANGAN KESENIAN
Kesenian selalu  bermula dari tingkatan kesenian yang paling  sederhana yang tidak mungkin  langsung mencapai puncak perkembangan.  Kesenian berkembang mengikuti  perubahan zaman dan berdasarkan kurun  waktu. Di bidang seni rupa,  ditinjau dari perkembangan dan kurun  waktunya sejak zaman prasejarah  hingga sekarang.
Seni Primitif 
Seni  primitif berkembang  pada zaman  prasejarah, yang mana tingkat  kehidupan manusia pada masanya sangat  sederhana sekali dan sekaligus  merupakan ciri utama, sehingga manusianya  disebut  orang primitif. Hal  ini berpengaruh dalam kebudayaan yang  mereka hasilkan. Mereka menghuni  goa-goa, hidup berpindah-pindah  (nomaden) dan pekerjan berburu  binatang. Di bidang kesenian, karya seni  yang dihasilkan juga sangat  sederhana, namun memiliki nilai tinggi  sebagai ungkapan ekspresi  mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan  berupa lukisan binatang  buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat  pada dinding goa, seperti  pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi  Selatan, goa-goa di Irian  Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol.  Selain karya lukisan,  terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat  perburuan mereka yang berupa  goresan-goresan sederhana. Karya seni yang  dihasilkan hanya merupakan  ekspresi perasaan mereka terhadap dunia  misterius atau alam gaib yang  merupakan simbolis dari perasaan-perasaan  tertentu, seperti perasaan  takut, senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain  dari seni premitif yaitu  goresannya spontannitas, tanpa perspektif, dan  warna-warnanya terbatas  pada warna merah, coklat, hitam, dan putih.
Seni Klasik
Kesenian  klasik merupakan puncak  perkembangan kesenian tertentu, yang mana  tidak dapat berkembang lagi  (mandeg). Karya seni yang dianggap klasik  memiliki kriteria sebagai  berikut : (1) Kesenian yang telah mencapai  puncak (tidak dapat  berkembang lagi), (2) merupakan standarisasi dari  zaman sebelum dan  sesudahnya, dan (3) telah berusia lebih dari setengah  abad. Selain dari  ketentuan itu, suatu kesenian belum bisa  dikategorikan seni klasik.  Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada  bangunan-bangunan kuno  Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan  bangunan-bangunan kuno di Yunani  
 Seni Tradisional
Tradisi  artinya turun temurun atau  kebiasaan.  Seni tradisional berarti suatu  kesnian yang dihasilkan  secara turun-temurun atau kebiasaan berdasarkan  norma-norma,  patron-patron atau pakem tertentu yang sudah biasa  berlaku. Seni tradisi  bersifat statis, tidak ada unsur kreatif sebagai  ciptaan baru. Sebagai  contoh dapat kita lihat pada lukisan gaya Kamasan  Klungkung, kriya  wayang kulit, kriya batik, kriya tenun, dan  sebagainya. 
 Seni Modern
Seni  modern merupakan kesenian yang  menghasilkan karya-karya baru. Seniman  yang kreatif akan menghasilkan  karya seni yang modern, karena di  dalamnya ada unsur pembaharuan, baik  dari segi penggunaan media, teknik  berkarya maupun unsur gagasan/ide.  Seni modern tidak terikat oleh  ruang dan waktu, baik itu karya yang  dihasilkan di masa lampau maupun  pada masa kini aslkan ada unsur  kreativitasnya. Karya-karya seni rupa  modern dapat dilihat pada lukisan  karya Van Gogh, Pablo Picasso,  Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa, patung  karya G. Sidharta, Edi  Sunarso, Nuarta, dans ebagainya. 
Seni Kontemporer
Kontemporer  berarti sekarang atau masa  kini. Seni kontemporer memiliki masa  popularitas tertentu sehingga seni  ini dapat dikatakan bersifat  temporer. Seni ini dapat dinikmati pada  masa populernya dan apabila  sudah lewat maka masyarakat tidak lagi  menyukainya. Karya-karya seni  kontemporer pada mulanya muncul di Eropa  dan Amerika, seperti lukisan  karya Andy Warhol dan patung karya Hendri  Moore. Belakangan ini, seni  kontemporer telah berkembang di berbagai  negara yang memiliki gagasan  yang unik, seperti berupa patung dari es,  lukisan pada tubuh manusia  (body painting), seni instalasi, grafity, dan  sebagainya. 
 
ALIRAN-ALIRAN KESENIAN

Naturalisme
Aliran  Naturalisme dalam Filsafat erat hubungannya  dengan realisme  bahkan  semua penganut naturalisme adalah juga penganut  realisme, namun  tidak  semua penganut realisme adalah penganut  naturalisme. Penganut   naturalisme berpendapat bahwa satu-satunya dunia  yang dapat dipercaya   secara empiris ialah dunia eksitensi yang bersifat  alami. Makna   naturalisme secara khusus ada dua hal yaitu (1) hasil  berlakunya hukum   alam secara fisik. Misalnya, gerhana matahari  merupakan gejala alami/   terjadi karena akibat hukum gerakan benda  angkasa. (2) terjadi menurut   kodrat dan wataknya sendiri. Misalnya,  orang mengatakan: “Secara  alami,  wajar jika ia berbuat demikian”. Jadi  perbuatannya itu sesuai  dengan  kodrat atau wataknya sendiri (Kattsoff,  1992:115).
Para penganut  paham naturalisme berpendirian,  satu-satunya pengetahuan  dalam arti yang  sebenarnya ialah pengetahuan  yang bercorak ilmiah.  Artinya harus ada  bahan bukti yang bersifat  publik, hipotesa yang  diuji, dan penerapan  metode induksi (Kattsoff,  1992:115).
Dalam seni rupa aliran  naturalisme adalah suatu faham  yang memuja  kebesaran alam oleh karena  itu bagi kaum naturalis tidak  mungkinlah  untuk melukiskan bagian alam  ini yang jelek-jelek. Lukisan   naturalistik selalu menggambarkan  keindahan alam sehingga natularisme   memiliki sifat idealistik Sudarso,  1990:94).
Naturalisme  melukiskan segala sesuatu sesuai dengan  nature atau alam  nyata, artinya  disesuaikan dengan tangkapan mata kita.  Basuki Abdullah  melukis  seorang perawan desa dengan pakaian lusuh justru  tampak  seperti  bidadari. Tokoh Natularisme di Indonesia selain Basuki   Abdullah adalah  Raden Saleh (Soegeng Toekio dkk,1987:36).
Realisme
Realisme   adalah suatu aliran yang mempunyai kecenderungan melukiskan  segala   sesuatu seperti apa adanya, tanpa berusaha mengidealisasi alam,    memperbaiki ataupun menyempurnakannya. Bahkan cenderung menampilkan    peristiwa-peristiwa kepahitan hidup, seperti kemelaratan, kejorokan dan    lain-lainnya (Soegeng Toekio dkk, 1987:36).
Pelukis realis,   Belinsky, menunjukkan cara dengan: “Carilah objek  kesenilukisan dari   dunia sekelilingmu; jangan dibagus-baguskan;  tangkap semua itu   sebagaimana adanya” (Soegeng Toekio dkk, 1987:36).  Sudarso mengatakan   bahwa dalam menangkap realitas ini seperti apa  adanya, tanpa ilusi, dan   tanpa bumbu apa-apa (Sudarso, 1990:94).
Dalam sistem   kefilsafatan, realisme percaya bahwa dengan sesuatu atau  lain cara, ada   hal-hal yang adanya terdapat di dalam dan tentang  dirinya sendiri, dan   yang hakikatnya tidak terpengaruh oleh seseorang.  Seorang penganut  paham  realisme yang “baik” tentu akan membedakan  “apakah sesuatu itu  yang  senyatanya” dengan “bagaimanakah tampaknya  barang sesuatu itu”.
Selanjutnya,   seorang penganut paham realisme akan mengatakan bahwa  kita dapat   mengetahui apakah barang sesuatu itu, baik secara langsung  maupun dengan   jalan menyimpulkan dari yang menampak. Berhubung dengan  itu ukuran   kebenaran suatu gagasan mengenai barang sesuatu ialah,  menentukan apakah   gagasan itu benar-benar memberikan pengetahuan  kepada kita mengenai   barang sesuatu itu sendiri ataukah tidak  (Kattsoff. 1992:111).
Pendapat   para penganut realisme, “kenyataan” itu paling tidak tersusun  dari dua   jenis hal yaitu partikularia dan universalia. Dunia tersusun  dari  banyak  hal: hal-hal yang bersifat jasmani, hal-hal yang bersifat  rohani  dan  universalia. Hal-hal yang ditentukan oleh ruang dan waktu   dinamakan  yang-bereksistensi , sedangkan hal-hal yang tidak bersifat   rohani, yang  tidak bersifat jasmani dinamakan yang bersubsistensi   (Kattsoff.  1992:111).
Impresionisme
Impresionisme adalah  suatu bentuk  karya seni lukis yang menghadirkan  kesan-kesan.  Seniman-seniman  impresionis hanya melukiskan cahaya yang  dipantulkan ke  mata, kabur,  tanpa fokus atau hanya merupakan kesan  suatu objek.  Aliran ini timbul  sebagai akibat ketidakpuasan terhadap  cara-cara  melukis seniman akademik  (sebutan untuk seniman-seniman  realisme cahaya  dan bayangan) yang  selalu melukis dalam studio  (Soegeng Toekio dkk,  1987:38).
Seniman-seniman  penganut aliran impresionis hanya  berpendapat bahwa  cahaya dan bayangan  tidak selalu tetap, tetapi  berubah-ubah sesuai  dengan gerakan sumber  cahaya (matahari), oleh  karena itu mereka tidak  mau melukis di dalam  studio. Mereka lari ke  jalan raya, ke ladang,  tepi sungai dan  sebagainya. Hasil yang perlu  dicatat dari aliran ini  ialah dilukiskannya  hal-hal yang belum pernah  dilukiskan oleh  seniman-seniman akademik,  misalnya mereka melukiskan  kabut-kabut,  hujan badai, fatamorgana,  gerakan-gerakan satu objek dan  lain-lain.  Warna-warna yang dipakainyapun  menjadi semakin cerah  dibandingkan  dengan warna yang digunakan seniman  akademik yang semakin  gelap  (Soegeng Toekio dkk, 1987:39).
Aliran  Impresionisme dalam pemikiran kefilsafatan mempunyai beberapa  pengertian yaitu:
    * Efek (akibat) sadar langsung dan sesaat  yang dihasilkan oleh rangsangan pada pancaindera.
    * Suatu ide  yang belum dibedakan, umum, ingatan, pendapat, atau gagasan.
    *  Menurut David Hume impresionisme memiliki pengertian sebagai berikut:
      * Data inderawi yang langsung, tidak disimpulkan, tidak  ditafsirkan,   yang disajikan kepada kesadaran, atau yang muncul dalam  kesadaran.
     * Pencerapan citra inderawi.
    * Pengalaman primitif (asli) dan  tidak dapat direduksi.
    * Pengalaman asli dan tidak dapat  dijabarkan yang menjadi dasar seluruh pengetahuan (Bagus, 1996:332-333).
Romantisisme
Romantik,   sebagai istilah sejarah kebudayaan Eropa meliputi masa  kurang lebih   tahun 1795-1840; merupakan reaksi terhadap rasionalisme  dan klasisisme.   Istilahnya bertalian dengan Romance atau roman. Abad  XVII dan XVIII   romantik artinya aneh, luar biasa, sebagai dalam roman  (Van Hoeve,   tt:1186).
Beberapa tanda romantik misalnya, perasaan didahulukan   daripada  pikiran; yang terasa oleh orang seorang lebih diutamakan dari   realisme  yang objektif; kaum romantik berpangkal pada fantasi  (lamunan);   mereka suka berhanyut-hanyut dalam dunia impian, suka    melayang-layangkan pikirannya ke zaman lampau sambil berpaling dari    keadaan yang nyata (Van Hoeve, tt:1186).
Kesusasteraan pada masa   romantik mengambil bahan dari puisi rakyat,  dongeng-dongeng, mythologi,   sejarah (heroisme), pemujaan pribadi  pahlawan dan sebagainya.   Bahan-bahan ini sangat menarik perhatian dan  dihargai kembali seperti   juga karangan-karangan Dante, Cervantes, dan  Shakespeare.
Aliran   romantik dipelopori di Perancis oleh J.J. Rousseau dengan  romannya La   Nouvelle Heloise yang kemudian dicontoh di seluruh Eropa  Barat. Di   Inggris mula-mula tampak dalam karangan Wordsworth (“Hanya  manusia yang   dekat dengan alam dapat memandang apa yang indah dan  murni”), kemudian   kentara pula, walaupun berlainan coraknya, dalam  gubahan-gubahan Walter   Scott (Roman-roman bersejarah), penyair-penyair  Byron, Shelley, Victor   Hugo dari Perancis pada abad XIX, dan  lain-lain. Di Jerman ( Sturm und   Drang ) kejayaan romantik terlebih  kentara (Novalis, Schiller, Goethe,   dll) dan tak saja meliputi  kesusasteraan tetapi pelbagai lapangan   lainnya seperti filologi,  gelanggang politik (liberalisme lawan reaksi)   filsafat (idealisme  lawan realisme), seni rupa, musik (misalnya Chopin   dan R. Wagner),  ilmu hukum (aliran yang berdasarkan sejarah dan   sebagainya (Van Hoeve,  tt:1186)  
 
RENUNGAN, KESERASIAN DAN KEHALUSAN
Renungan, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu secara dalam, jadi renungan adalah hasil dari merenung.
Keserasian, berasal dari kata serasi, yang  artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena, dan  sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan  seimbang. Karena itu dalam keindahan ini, sebagian ahli pikir  menjelaskan bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualitas/pokok  tertentu yang terdapat pada sesuatu hal.
Kehalusan, berasal dari kata halus yang artinya perbuatan tidak kasar atau secara artian lembut, sopan, baik berbudi bahasa, dan beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan keadaban.
 
http://www.elearning.gunadarma.ac.id
http://sumberilmu.info/2008/02/24/perkembangan-kesenian/
http://irfanoktaviandy.multiply.com/journal/item/16